Besi
merupakan unsur kimia dengan lambang Fe (Latin : ferrum) dan mempunyai nomor
atomik 26. Besi merupakan logam pada deret logam transisi pertama, dengan
konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2. Berat atomiknya 55,845
gr, dengan massa jenis 7,874 gr/cm3. Titik leleh sekitar 1538OC
dan jari-jari atomik sebesar 126 pm. Struktur kristalnya adalah BCC
(Body-Centered Cubic).
Besi adalah unsur yang paling banyak
ditemukan di seluruh bumi, sebagai penyusun mayoritas dari inti dalam dan luar
bumi, dan merupakan unsur terbanyak keempat pada kerak bumi, dengan kandungan
sekitar 5% dari kerak bumi. Seperti logam transisi lainnya, besi berada pada
keadaan oksidasi yang beragam, mulai dari -2 sampai +6, namun umumnya berada
pada kondisi +2 dan +3.
Hematite
Besi umumnya
ditemukan dalam mineral oksida, dimana yang terbanyak adalah Hematite (Fe2O3)
dan Magnetite (Fe3O4). Unsur besi juga ditemukan pada
meteoroid, dan lingkungan dengan kadar
oksigen rendah. Besi murni berwarna abu-abu perak berkilau, namun karena
kereaktifannya dengan oksidasi dan air yang cukup tinggi, maka oksida besi akan
berwarna coklat kemerahan, atau yang biasa disebut karat.
Besi telah
digunakan oleh manusia, sejak zaman dahulu, meski yang pertama kali digunakan
dalam sejarah manusia adalah paduan tembaga besi. Hal ini karena besi murni
tidak dapat diperoleh melalui peleburan. Besi murni lunak dan dapat diperkuat
dan diperkeras oleh pengotor dari proses peleburan, seperti kandungan tertentu
karbon (0.2-2.0%) untuk memproduksi baja, yang memiliki ke kerasan 1000 kali dibandingkan dengan besi
murni.
Untuk
memproduksi baja, bijih besi dihasilkan di tanur tinggi, dimana mineral besi
direduksi dengan kokas menjadi
besi tuang. Pemurnian berikutnya dengan peniupan gas oksigen untuk mereduksi
kandungan karbon dan menjadi baja. Baja dan paduan besi karbon rendah adalah
logam yang paling sering digunakan untuk kepentingan industri, karena besarnya
jangkauan karakteristik yang bisa dicapai.
Besi juga merupakan contoh dari logam
allotropi, yakni material yang memiliki berbagai fasa / struktur. Terdapat
beberapa fasa besi, seperti α, γ, δ, ε dan β. Saat lelehan besi mencapai suhu
1538OC, mencapai allotrop δ, dengan struktur kristal BCC. Semakin dingin mencapai suhu 1394OC,
mencapai allotrop γ, biasa disebut austenit, dengan struktur kristal FCC. Pada
suhu 912OC, struktur kristalnya kembali menjadi BCC, atau allotrop
α, biasa disebut ferit, dan pada suhu 770OC besi akan melewati titik
Curie, dimana besi akan menjadi magnetik. Pada tekanan diatas 10 GPa dan suhu
diatas 800 K, maka fasa α akan berubah menjadi ε, dengan struktur HCP. Fasa β
akan terbentuk pada suhu diatas 1500 K dan tekanan di atas 50 GPa.
Untuk proses pembuatan besi, umumnya
melalui dua tahapan, kecuali produk yang diinginkan adalah besi tuang. Tahapan
pertama adalah membuat pig iron dengan tanur tinggi, atau bisa direduksi
langsung. Tahap kedua adalah membuat wrought iron atau baja dari pig iron
menggunakan proses yang lebih lanjut.
Pada tanur tinggi, mineral besi yang
biasanya berupa hematit dan magnetit direduksi dengan karbon (reaksi
karbotermik) dengan suhu sekitar 2000OC. Mineral besi, kokas, dan
flux seperti batu kapur (yang digunakan untuk menghilangkan silikon dioksida) dimasukkan melalui bagian atas tanur, dengan
udara panas ditiupkan melalui bagian bawah tanur. Kokas bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon monoksida:
2 C + O2 à 2 CO
Karbon monoksida bereaksi dengan hematit menjadi lelehan besi, serta
menghasilkan karbon dioksida:
Fe2O3 + 3 CO à 2 Fe + 3 CO2
Beberapa kandungan besi pada daerah bawah tanur yang bersuhu tinggi
bereaksi langsung dengan kokas:
2 Fe2O3 + 3 C à 4 Fe + 3 CO2
Flux digunakan untuk melelehkan pengotor pada besi, seperti silikon
dioksdida dan silkat lainnya. Flux umumnya terdiri dari kalsium karbonat
(limestone) dan kalsium-magnesium karbonat (dolomite). Dalam tanur, flux akan
terdekomposisi menjadi oksida kalsium:
CaCO3 à CaO + CO2
Kemudian oksida kalsium akan bergabung dengan silikon dioksida untuk
membentuk terak cair:
CaO + SiO2 à CaSiO3
Terak meleleh di dalam tanur, dan di bagian bawah tanur, lelehan terak akan
mengambang diatas lelehan besi yang lebih padat, dan lubang pada kedua sisi
tanur akan dibuka untuk mengeluarkan lelehan besi dan terak secara terpisah.
Besi yang telah membeku, disebut pig iron dan terak dapat digunakan sebagai
material pada konstruksi jalan atau meningkatkan tanah yang kurang mineral
untuk agrikultur.
Namun, karena penggunaan kokas sekarang semakin diperketat dengan alasan
lingkungan, maka terdapat alternatif lain untuk memproses besi. Salah satunya
adalah dengan reduksi langsung. Proses ini mereduksi ore besi menjadi besi
spons, yang cocok digunakan dalam pembuatan baja. Terdapat dua reaksi utama
yang terjadi pada proses ini:
Gas alam (misalnya metana) dioksidasi oleh panas dan katalis:
2 CH4 + O2 à 2 CO + 4 H2
Gas ini akan direaksikan dengan ore besi di tanur, menghasilkan besi
spons:
Fe2O3 + CO + 2 H2 à 2 Fe + CO2 + 2 H2O
Penghilangan silika dapat dilanjutkan berikutnya dengan menambahkan flux,
semisal batu kapur.
Besi tuang yang masih memiliki kandungan 4-5% karbon terlarut dengan
pengotor lainnya, masih bersifat keras dan rapuh. Besi tuang ini masih bisa
diproses menjadi baja atau besi murni buatan, dengan berbagai macam proses,
seperti konverter Bessemer, tanur terbuka (open hearth furnace), tanur oksigen
(basic oxygen furnace) dan tanur listrik (electric arc furnace). Secara umum,
tujuannya sama, yakni mengoksidasi kandungan karbon yang masih ada dalam besi
tersebut. Di sisi lain, dapat juga dilakukan penambahan logam lain untuk
membuat paduan baja. Tingkat kekerasan baja tergantung dari kandungan
karbonnya, semakin tinggi kandungan karbon maka kekerasan akan meningkat dan
kemampuan dibentuk akan menurun. Sifat dari baja dapat diatur dengan beberapa
proses, seperti pemanasan (annealing) yang membuat baja lebih lunak, pengerjaan
dingin (cold working) untuk meningkatkan kekerasan baja, pemanasan dan
pendinginan cepat (quenching) untuk menghasilkan tingkat kekuatan, kekerasan
dan kekakuan baja meningkat.
Aplikasi besi sangat luas dalam dunia manufaktur, karena kekuatannya tinggi
dan biaya produksi yang relatif rendah dibanding logam lain. Karena besi murni
cenderung lunak, maka yang sering digunakan adalah baja. Besi dan baja niasa
digunakan dalam permesinan, bagian kendaraan, dan komponen struktur bangunan,
seperti aplikasi rangka baja ringan yang dipakai di perumahan.
Banyaknya variasi karakteristik besi yang bisa dicapai melalui pemaduan
dengan logam lain membuat logam ini memiliki jangkauan aplikasi yang luas baik
dari segi fungsional maupun bertahan dalam lingkungan apapun.
Salah satu kelemahan besi dan baja, adalah besi murni, dan banyak
paduannya sangat mudah mengalami korosi jika tidak dilakukan perlindungan
spesifik. Bentuk perlindungan yang dapat dilakukan adalah dengan pengecatan,
galvanisasi, pelapisan dengan plastik, atau proteksi katodik dengan logam lain.
No comments:
Post a Comment