Mangan merupakan unsur kimia dengan
lambang Mn dan mempunyai nomor atomik 25. Mangan juga merupakan logam transisi,
dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s2. Berat atomiknya
54,938 gr, dengan massa jenis 7,21 gr/cm3. Titik leleh sekitar 1246OC
dan jari-jari atomik 127 pm. Struktur kristalnya adalah BCC. Mangan murni
berwarna abu-abu keperakan.
Mangan adalah
unsur yang sering ditemukan di bumi sebagai unsur murni, atau berikatan dengan
besi. Sebagai unsur murni, mangan adalah logam yang penting dalam industri
pembuatan baja tahan karat. Seperti besi, mangan juga berada dalam keadaan
oksidasi beragam, namun yang paling banyak ditemukan adalah +2, +3, +4, +6, dan
+7.
Kandungan
mangan di bumi adalah sekitar 1000 bpj (0,1%) dari kerak bumi, membuatnya
menjadi unsur terbanyak ke-12 yang ada. Tanah mengandung 7-9000 bpj mangan
dengan rata-rata 440 ppm. Air laut hanya mengandung 10 bpj mangan. Mangan umum
ditemui dalam mineral pirolusit (MnO2) dan braunit (Mn6SiO12).
Pirolusit
Untuk mengolah mangan murni, dilakukan proses hidrometalurgi, yakni
proses leaching dengan asam sulfat dan dilanjutkan proses elektrometalurgi,
yakni proses elektrowinning guna mencapai kemurnian yang tinggi (~99%).
Aplikasi mangan murni sekarang sudah
memudar, dimana mangan digunakan sebagai elektroda pada sel kering (baterai),
namun sekarang perannya sudah mulai tergeser oleh teknologi lithium. Pada
aplikasi lain, seperti kebutuhan akan mangan fosfat, mulai bisa digantikan
dengan seng atau bahkan vanadium. Aplikasi terpenting lainnya pada mangan
adalah dalam pembuatan kalium permanganat. Kalium permanganat merupakan agen
oksidasi yang sangat kuat dengan alga dan bakteri, membuatnya dapat digunakan
dalam pemurnian air mium dan pengolahan limbah. Larutan ini juga dapat
digunakan sebagai agen penghilangan bau, seperti pada pembuangan pabrik cat,
pabrik pengolahan ikan.
Jadi, penggunaan utama mangan adalah sebagai elemen paduan dengan logam
lainnya, besi dan aluminum. Mangan memegang peranan penting dalam produksi besi
baja karena kemampuannya dalam desulfurisasi, deoksidasi, dan pengaruhnya dalam
karakteristik besi baja. 85-90% permintaan mangan di dunia digunakan sebagai
elemen paduan. Sebagai contoh, salah satu faktor penting dalam pembuatan baja
tahan karat yang rendah biaya adalah mangan.
Proses metalurgi mangan tidak berbeda jauh dengan proses metalurgi besi,
kecuali butuh suhu yang lebih tinggi (lebih dari 1200OC) untuk bisa
mereduksi oksida mangan. Logam mangan pertama kali diproduksi dengan sebuah proses
aluminotermik pada tahun 1898. DI awal abad 20, beberapa industri komersial
mulai melirik produksi logam ini. Proses elektrolisis mangan mulai
diperkenalkan pada tahun 1940 dan 14 tahun kemudian pabrik skala industri mulai
didirikan. Mangan dihasilkan melalui elektrolisis larutan sulfat dan dijual
dalam bentuk sebruk yang diambil dari pelepasan (stripping) deposit pada
katoda. Elektrotermik mangan dengan kemurnian sekitar 93-98% pertama kali
diproduksi dalam skala industri di Perancis.
Sedikit kandungan mangan akan meningkatkan kemampuan kerja (workability)
baja pada suhu tinggi, karena mangan akan membentuk sulfida dengan titik lebur
yang tinggi dan mencegah terbentuknya cairan sulfida besi pada batas butir.
Jika kandungan mangan mencapai 4%, akan terjadi peningkatan pada sifat
kerapuhan pada baja, namun dengan meningkatnya kandungan mangan, sifat
kerapuhan ini akan menurun dan mencapai tingkat yag dapat diterima pada 8%.
Baja dengan kandungan 8-15% mangan memiliki kekuatan tarik yang tinggi mencapai
863 MPa.
Sedangkan pada aluminum, kandungan mangan sekitar 1,5% meningkatkan
ketahanan terhadap korosi karena pembentukan butir yang mampu menyerap pengotor
yang menjadi penyebab korosi galvanis. Paduan aluminium 3004 dan 3104 yang
tahan korosi dengan kandungan mangan 0,8-1,5% digunakan sebagai kaleng makanan
dan minuman. Pada tahun 2000, lebih dari 1,6 juta ton paduan alumunium ini
digunakan, dan dengan kandungan mangan 1%, berarti dibutuhkan 16.000 ton
mangan.
Paduan antara besi dengan paduan utama mangan disebut ferromangan, dengan
kriteria kandungan mangan minimal sekitar 30-80%. Paduan ini diproduksi dengan
mencampurkan ore besi dan mangan, seperti hematit dan pirolusit dengan karbon
dalam bentuk batu bara atau kokas. Pencampuran ini bisa dilakukan pada tanur
tinggi atau sebuah tanur yang menyerupai tanur listrik, yakni submerged arc
furnace. Oksida yang telah dimasukkan akan mengalami reduksi karbotermal pada
tanur dan menghasilkan ferromangan. Ferromangan biasa digunakan sebagai
deoksidasi pada produksi baja.
Mangan memiliki peranan penting dalam pembuatan baja karena menurunkan
suhu dimana austenit berubah menjadi pearlit, dan menghindari terjadinya
pengendapan sementit pada batas butir ferit, dan meningkatkan kehalusan pada
struktur pearlit. Kekuatan dan ketangguhan baja tergantung pada ukuran butir
dan fraksi volum yang mengandung pearlit. Elemen paduan, termasuk mangan juga
berkontribusi pada pengerasan pada ferit, namun lebih terbatas dibandingkan
dengan efek karbon, nitrogen, fosfor bahkan silikon.
Mangan juga meningkatkan respon baja terhadap pendinginan cepat karena
efeknya pada suhu transformasi. Mangan juga lemah dalam pembentkan karbida.
Kedua hal ini menjadi hal yang menguntungkan pada baja yang diberikan perlakuan
panas secara khusus. Efek lain dari mangan adalah kemampuannya menstabilkan
austenit pada baja, seperti juga nikel. Meski mangan tidak sekuat nikel dalam
menciptakan kestabilan austenit, tetapi mangan memiliki keuntungan dari segi
finansial, yakni jauh lebih ekonomis dibanding nikel. Untuk meningkatkan efek
mangan pada pembentukan austenit juga dapat digunakan
nitrogen, yang merupakan elemen pembentuk austenit.
No comments:
Post a Comment